Minggu, 03 Mei 2015

Cara Menulis Artikel yang Hidup dan Bermanfaat


Apa Itu Artikel Hidup?
Mungkin ada yang menganggap kalau penggunaan kata “Artikel Hidup” terlalu lebay. Saya juga belum punya istilah yang pas untuk mendeskripsikan maksud saya ini. Saya mengatakan “artikel hidup” mungkin bisa berarti artikel yang dibuat oleh manusia bukan mesin. Bisa juga diartikan artikel yang membuat pembaca betah berlama-lama membaca. Bisa juga berarti artikel yang to the point fokus pada judul, tidak kebanyakan kata pengantar.

Tips Membuat Artikel Hidup
Dari pengalaman sendiri yang sudah sering mengerjakan artikel, menurut saya cara membuat artikel hidup adalah sebagai berikut:

Ditulis sendiri. Ini wajib. Mengapa? Saat menulis sendiri sebenarnya ada banyak indra yang bekerja. Tidak hanya tangan mengetik. Mulut pun komat kamit menyebutkan apa yang ingin ditulis. Mata membaca kata per kata, kalima per kalimat. Secara otomatis, otak mengecek koherensi kalimat yang ditulis. Saya belum pernah memakai mesin, apaka mesin juga bisa seperti itu?
Referensi yang terpercaya. Bukannya saya tidak mempercayai tulisan yang ada di blog blogspot, wordpress atau blog yang menggunakan KW sebagai domain. Tetapi saya yakin mereka juga pasti punya referensi dari blog besar. Makanya saya lebih memilih mencari sumber informasi utama yang biasanya ada di blog ternama seperti viva, merdeka, female, wolipop, detik, wikipedia bahkan tulisan ilmiah dan semi ilmiah di jurnal-jurnal kampus atau penelitian. Blog luar juga bisa dijadikan referensi.
Punya sense menulis. Saya beberapa kali bekerja sama dengan banyak penulis untuk membantu menyelesaikan orderan. Bisa dikatakan sulit menemukan freelance penulis artikel yang memiliki “rasa” atau “selera” menulis yang sama. Sense menulis melingkupi banyak hal antara lain teknik, pemilihan kosakata, penggunaan kata hubung, dan lain-lain. Ada penulis yang bisa menulis artikel panjang tetapi setelah diperiksa kalimatnya rancu. Pembaca membaca artikel tersebut bisa sambil mengerutkan alis karena kalimatnya tidak dimengerti.
Fokus pada judul. Selalu kembalikan ke judul. Biasanya untuk memperpanjang kalimat atau mungkin penulis telah kehabisan ide, jadinya menulis kalimat yang tidak nyambung dengan judul. Tipsnya adalah buatlah kerangka yang jelas sebelum menulis. Dengan kerangka yang jelas, artikel jadi fokus tidak melenceng kemana-kemana.
Artikel harus padat. Pernah baca artikel yang satu kalimat ada banyak sekali kata penghubung debanding kata kerja? Belum lagi banyak kata yang berulang. Itu salah satu contoh artikel gendut bukan rekening gendut lho. Tidak tahu kenapa ya, kalau saya baca artikel gendut bawaannya jadi emosi. Artikel jadi terkesan lebay dan tidak informatif lagi. Coba deh baca artikel di detik, padat berisi kan? Begitu juga portal lain seperti kapanlagi, merdeka, dll, penuh informasi, tidak kebanyakan kata penghubung atau kalimat yang mubasir.


SEO Dalam Artikel, Pentingkah?
SEO penting. Tetapi artikel yang informatif lebih penting. Spam KW sudah tidak jaman. Pembaca adalah manusia bukan mesin. KW jangan dipaksakan yang terpenting artikel mewakili judul dan KW. Sebenarnya saya bingung dengan orang-orang yang pesan artikel terus memberi KW yang dipaksakan. Misalnya:

“detox makanan untuk diet terbaik untuk pembersihan kotoran dalam tubuh” atau “makanan sehat untuk diet serat alami jagung”

Kalau saya lihat untuk KW pertama “detox makanan untuk diet terbaik untuk pembersihan kotoran dalam tubuh” mubasir deh. Detoks itu kan artinya membersihkan kotoran dalam tubuh. Belum lagi kata “untuk” diulang dua kali. Apa tidak bisa disingkat menjadi “makanan diet untuk detox” ya? Di artikelnya kan dijelaskan lagi, pastilah ada kalimat “pembersihan kotoran dalam tubuh”
KW kedua “makanan sehat untuk diet serat alami jagung” juga bikin bingung. Apa tidak bisa diganti jadi “makanan sehat dari jagung” ya?
Long Tail Keyword memang penting tapi yang masuk akal juga. Saya yakin pembaca yang mengetikkan keywordnya di browser menuliskan kalimat yang dia mengerti tidak yang asal-asalan.

300 kata, 400 kata, 500 kata, dll Mana Lebih Bagus?
Saya berpendapat kalau tidak semua artikel panjang itu bagus. Kecuali jika memang membutuhkan penjelasan yang rinci, lebih ke sisi edukatif. Coba deh teman-teman ingat-ingat lagi, kalau membaca artikel di suatu blog apa yang langsung diperhatikan? Kalau saya sih pertama mata tertuju di judul lalu langsung cari intinya. Artikel yang to the point menurutku lebih bagus. Jika memang suatu KW membutuhkan penjelasan yang panjang, apa salahnya dibagi menjadi beberapa judul. Jadi mata pembaca tidak menyerah duluan. Biasanya kalau saya membuka halaman blog kemudian di scroll ke bawah artikelnya panjang jadi malas membacanya. Ini artikel apa cerpen sih?
Beda kalau menulis di blog pribadi yang dijadikan seperti diary online. Kalimatnya memang panjang-panjang karena penulis selain memberikan informasi juga mendeskripsikan perasaanya.

Tips Buat Calon Penulis Online
Menulis sesuai passion kamu. Tidak bermaksud mengajari, tetapi ingin mempermudah. Kalau menulis tidak sesuai passion, tidak menguasai bidang tersebut, namanya menyulitkan diri sendiri. Kalau ingin menguasai semua bidang artinya kamu harus banyak-banyak membaca dan belajar. Pasti bisa tetapi saya lebih menyukai hal yang spesifik.
Jangan mengejar kuantitas kemudian mengabaikan kualitas. Kalau cuma sendiri terus mau buka lapak penulisan ada baiknya jangan ambil banyak orderan. Selesaikan dulu satu baru buka slot lagi. Kalau mengejar banyak job, lebih bagus cari partner kerja.

Ini sekedar sharing aja. Semoga bermanfaat bagi pembaca. Terimakasih sudah mampir untuk membaca :-)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.